Untuk penyakit umum yang kerap dikeluhkan pemilik duet mobil kecil lansiran Honda itu, berikut kami suguhkan resepnya.
Suspensi
Salah satu kelemahan Honda Jazz dan City, adalah cukup kerasnya bantingan suspensi depan dan terlalu lembutnya bantingan suspensi belakang. Efek dari ketidaksamaan redaman suspensi ini sangat terasa bagi penumpang di kursi belakang. “Sumber dari kerasnya bantingan suspensi yaitu jarak antar ulir per yang yang cukup jauh,” jelas Alex Karnadi dari Ceper Baru, bengkel spesialis suspensi di bilangan Haji Nawi, Jakarta Selatan.
“Cara mengatasinya, pemilik dapat mengganti per depan dengan per yang berulir agak rapat. Pilihannya dapat mengambil dari per aftermarket atau per dari jenis mobil lain,” ujar Alex. “Untuk Jazz dan City lawas, per depan dapat mengambil dari milik Toyota Corolla DX, sedangkan bagian belakang dapat mengadopsi per milik Corolla Great,” tambahnya.
AC
Untuk beberapa kasus, kerap ditemukan kejanggalan saat AC Jazz atau City pertama kali dihidupkan, terlebih saat pagi hari. Sekilas terdengar bunyi seperti keran air mengalir dari lantai kabin depan ke arah kotak konsol. “Bunyi aliran air terjadi karena selang pembuangan air evaporator tersumbat,” tutur Edo, mekanik spesialias pendingin kabin dari Dwi Guna AC di daerah Haji Nawi, Jakarta Selatan. “Posisi selang yang terlalu terlalu dekat dengan fender kiri, lebih riskan tersumbat kotoran,” ujar Edo.
Meski satu platform dengan Jazz dan bahkan menggunakan satu merek kompresor, tapi problem AC pada City berbeda. Kebanyakan, masalah yang sering dihadapi, yaitu AC tidak dingin padahal freon baru diganti. “Masalahnya terletak pada kompresor. Walaupun kompresornya satu merek dan bentuknya serupa, tapi onderdil dalamnya berbeda. Kami sering menemui masalah AC pada City terjadi karena kerusakan pada kompresor, terutama pada bearingnya. Ciri khasnya, ada freon tapi AC tidak dingin,” tambahnya.
Kalau sudah seperti itu masalahnya, tak ada pilihan lagi kecuali melakukan perbaikan kompresor. Walau begitu, Edo memberi langkah pencegahan. “Sering-sering bersihkan filter AC yang berada di dalam kabin yang terletak di dekat laci depan. Penumpukan debu dapat menganggu hisapan kompresor, lambat laun memperberat kerja alat tersebut.”
Konsumsi Bahan Bakar
Stigma hemat bahan bakar sudah melekat pada Jazz atau City, yang menjadikan mobil ini cukup laris di pasaran. Tapi, seberapa hematkah mobil ini meminum bahan bakarnya? “Konsumsi BBM dipengaruhi banyak faktor, seperti cara mengemudi, kondisi lalu-lintas, performa mesin, dan umur mobil itu sendiri. Rata-rata konsumsi BBM Jazz atau City bermesin VTEC dengan usai pakai 3-5 tahun berkisar 8 kpl (untuk dalam kota) dan 10 kpl (untuk pemakaian kombinasi),” tutur Joni Subarkat, Services Advisor dari Honda Fatmawati, Jakarta Selatan.
“Kalau lebih besar dari angka tersebut, biasanya bengkel akan memeriksa kadar CO dan menyetel klep. BBM yang boros akan meningkatkan kadar CO, karena ada bahan bakar yang tidak terbakar sempurna. Sedangkan langkah kedua, lebih kepada pengaturan aliran bahan bakar,” tambahnya.
Pria ramah ini juga memberikan kiat singkat untuk melihat gejala mesin yang mulai boros meminum bahan bakar. “Perhatikan kondisi busi, normalnya (ujung pemantiknya) berwarna coklat atau abu-abu. Kalau warnanya berubah, berarti campuran udara dan bensin tidak seimbang, bisa kegemukan (kebanyakan bensin dari udara) atau terlalu kurus (lebih banyak udara ketimbang bensin),” papar Joni. Artinya, Anda perlu menyambangi bengkel Honda terdekat untuk melakukan penyetelan mesin.Tips berikut saya kutip dari www.auto-car.co.id.