Para peneliti dari Washington State University sudah mengeluarkan artikel di International Journal of Astrobiology yang mengatakan bahwa energi dari angin matahari bisa menggantikan energi yang bisa diperbaharui konvensional seperti sinar matahari, angin dan biofuel. Di artikel ini, para ilmuwan berteori bahwa sebuah layar sinar matahari raksasa, yang dirancang untuk mengumpulkan angin matahari bisa menghasilkan tenaga listrik 1 milyar gigawatt.
Jika sudah diimplementasikan, satelit-satelit Dyson-Harrop — dinamakan sesuai nama penemunya — bisa menangkap energi matahari yang mengandung 100 milyar kali tenaga yang dibutuhkan bumi. Hanya masalahnya adalah bagaimana cara membawa energi ini dari luar angkasa ke bumi dan fakta bahwa layar solar ini harus selebar 8.400 kilometer (5.220 mil).
Layar angin matahari bekerja dengan mengarahkan kabel tembaga selebar 4 inci yang dipasang di layar ke matahari. Kabel ini lalu menghasilkan sebuah gelombang magnetik yang menangkap elektron-elektron yang ditemukan di angin matahari. Partikel-partikel ini lalu disalurkan ke sebuah receiver yang lalu menghasilkan arus listrik.
Energi besar yang dihasilkan ini lalu ditransfer ke kolektor-kolektor di stasiun ruang angkasa, satelit baik yang berpangkalan di bulan atau bumi lewat sebuah sinar laser infra merah yang sangat kuat. Bahkan, sebuah jaringan satelit bisa diatur untuk memindahkan energi dari layar angin matahari ke kolektor-kolektor di bumi. Secara teori, cara ini akan lebih murah daripada membuat stasiun pembangkit tenaga matahari di bumi atau di angkasa, yang mana teori ini diajukan oleh orang Jepang. Kalau teknologi ini bisa diwujudkan, mungkin kita tidak perlu khawatir lagi tentang harga minyak bumi yang terus melambung tinggi.
Jika sudah diimplementasikan, satelit-satelit Dyson-Harrop — dinamakan sesuai nama penemunya — bisa menangkap energi matahari yang mengandung 100 milyar kali tenaga yang dibutuhkan bumi. Hanya masalahnya adalah bagaimana cara membawa energi ini dari luar angkasa ke bumi dan fakta bahwa layar solar ini harus selebar 8.400 kilometer (5.220 mil).
Layar angin matahari bekerja dengan mengarahkan kabel tembaga selebar 4 inci yang dipasang di layar ke matahari. Kabel ini lalu menghasilkan sebuah gelombang magnetik yang menangkap elektron-elektron yang ditemukan di angin matahari. Partikel-partikel ini lalu disalurkan ke sebuah receiver yang lalu menghasilkan arus listrik.
Energi besar yang dihasilkan ini lalu ditransfer ke kolektor-kolektor di stasiun ruang angkasa, satelit baik yang berpangkalan di bulan atau bumi lewat sebuah sinar laser infra merah yang sangat kuat. Bahkan, sebuah jaringan satelit bisa diatur untuk memindahkan energi dari layar angin matahari ke kolektor-kolektor di bumi. Secara teori, cara ini akan lebih murah daripada membuat stasiun pembangkit tenaga matahari di bumi atau di angkasa, yang mana teori ini diajukan oleh orang Jepang. Kalau teknologi ini bisa diwujudkan, mungkin kita tidak perlu khawatir lagi tentang harga minyak bumi yang terus melambung tinggi.
sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5504742